Senin, 08 Oktober 2018

Dik - bepe 20

"DIK"

Puisi

"Dik"

Dik, ingatkah engkau dengan rumah putih di depan taman itu. Di sanalah pertama kali kita bertemu, membisu.
Dik, ingatkah engkau saat kuberanikan diri menjabat tanganmu dan menyebut namaku. “Oh paranormal itu ya”, katamu.
Dik, ingatkah engkau dengan telefon pertamaku yang tidak lebih dari satu menit itu. Keringat mengucur deras dari sekujur tubuhku.
Dik, ingatkah engkau saat pertama kali menyaksikanku bermain di stadion megah itu. Dua gol yang kubuat sore itu hanyalah untukmu.
Rasanya baru kemarin, iya baru kemarin rasanya aku menyematkan cincin itu di jari manismu. Ah waktu begitu cepat berlalu.
Dik, satu yang harus selalu engkau ingat. Nyawamu dan nyawaku dijodohkan langit, disaksikan bumi, dan direstui alam semesta. Maka menualah bersamaku.
Semoga Sang Pencipta merahmati....

aku - bepe 20

"AKU"

Puisi

"Aku"

Ketika matahari muda menyapa subuh hangat penuh sahaja. Aku adalah aku.
Ketika para bebek membebek riang berenang menunggu giliran dilempar cacing. Aku adalah aku.
Ketika sekumpulan burung kenari bernyanyi menebar riang kesana-kemari. Aku adalah aku.
Ketika kawanan serigala berpesta pora menggeramus sesama. Aku adalah aku.
Ketika pasukan kupu-kupu menari membentangkan sayap nan elok namun beracun. Aku adalah aku.
Ketika tuan harimau kehilangan taring lupa belang dan tertunduk malu. Aku adalah aku.
Ketika jingga menajuk di ujung cakrawala menyambut senja nan adiwarna. Aku adalah aku.
Iya, begitulah aku….

puisi-bepe 20

"HIDUP"

Puisi

"Hidup"

Hidup memaksa kita untuk melihat banyak hal.
Hidup menuntut kita untuk mendengar banyak hal.
Hidup mengikat kita untuk men-saksi-kan banyak hal.
Hidup menagih kita untuk mempelajari banyak hal.
Hidup mengharuskan kita untuk memahami banyak hal.
Hidup meminta kita untuk menilai banyak hal.
Hidup mewajibkan kita untuk memaknai segala hal.
Pada akhirnya maklum, maaf, dan rasa syukur yang akan membebaskan jiwa dari dengki berujung lara....

puisi-bepe20

"MERDEKA"

Puisi

"Merdeka"

Dalam temaram aku terpaku di pojok malam.

Hujan kenangan diterpa angin membekukan angan.

Tatapan basah nan gelisah siap untuk berpisah.

Bukan kesedihan, bukan, sama sekali bukan.



Indonesia itu sakral.

Diperjuangkan dengan pengorbanan di luar akal.

Dimerdekakan agar kita menjadi kekal.

Kemudian, pantaskah kita berbuat dajal.



Kucoba berdiri tegap.

Di tengah murahnya sikap.

Ruam dimakan pengap.

Dalam lembab.

Aku terjerembab.



Penghormatan hanya bagi mereka yang menganggukkan kepala kepada penguasa.

Kehormatan untuk mereka yang rela mati bagi masa depan penuh asa.

Kubuka lembaran kasih dengan rasa bangga, kututup kisah dengan jiwa merdeka.

Aku mati dengan sepenuh hati.



Kutitipkan seonggok harapan kepadamu.

Bermainlah untuk dirimu, orang-orang yang kamu cintai, dan lambang garuda di dadamu.

Doaku menyertai setiap perjuanganmu....

novel-bepe20

VICTORY - "(NAI__) - EPISODE 26"

  • home
  • /
  • Victory - "(nai__) - Episode 26"
Novel

Victory - "(nai__) - Episode 26"

Rumah Bambang, Jakarta Selatan.
Terdengar suara pintu diketuk dari luar, dengan segera Dewi berjalan ke arah pintu dan membukanya. “Hai Cin”, sambut Dewi setelah melihat siapa yang ada di balik pintu. “Hai”, dan sebuah ciuman pun mendarat di kening Dewi. “Gimana acaranya? sukses”, tanya Dewi kemudian. “Alhamdulillah”, jawab Bambang sambil melepas sepatu, dan meletakkannya di rak sepatu yang berada di bawah tangga.
“Ada Bagas sama Bayu tuh”, lanjut Dewi. “Hah dimana? naik apa mereka, kok ngga ada mobilnya? udah lama?”, berondongan pertanyaan meluncur dari mulut Bambang. “30 menitan lah, itu lagi pada di teras belakang. Katanya naik Vespa, trus mereka parkir di pos”, jawab Dewi sekaligus. “Oooo pantes”, Bambang pun berjalan menghampiri Bagas, dan Bayu ke teras belakang.
Bagas, dan Bayu segera bangkit dari duduknya ketika melihat Bambang muncul dari balik pintu. Mereka pun saling bersalaman. “Udah lama?”, tanya Bambang basa-basi. “Lumayan Om, tadi dari Kemang lihat-lihat kamera trus iseng mampir ke sini. Eh Om nya ngga ada”, Bagas coba menjelaskan. “Iya tadi ada ngisi seminar sebentar. Lagian ngga pada telefon dulu”, jawab Bambang. “Seminar apaan Om, biasanya apa yang dibahas?”, tanya Bayu kemudian. “Biasalah seminar tentang kepemudaan. Peran generasi muda dalam pembangunan karakter bangsa. Akhir-akhirnya juga ngomongin motivasi”, jawab Bambang sambil tersenyum. “Wah berat tuh materi hehehe”, ucap Bayu sambil nyengir.
“Om sebenarnya kami ke sini karena ada sesuatu yang kita pengen Om lihat”, ujar bagas kemudian. “Apa, ada perkembangan apa?”, tanya Bambang. “Bay”, Bagas memberi kode kepada Bayu. “Hhhmmm sebaiknya kita cari ruangan yang lebih gelap, di sini terlalu banyak sinar akan kurang jelas”, jawab Bayu. “Yaudah di ruang kerja gue aja”, ujar Bambang sambil mengajak Bayu dan Bagas menuju sebuah ruangan di lantai dua.
Sesampainya di ruangan yang dimaksud, Bayu pun segera menyambungkan sebuah alat melalui USB ke laptopnya. “Apa nih?”, tanya Bambang saat melihat sebuah benda seperti payung tanpa kain dengan panjang kira-kira 35 CM. “Lihat saja nanti”, ujar Bayu sambil membuka benda tersebut dan meletakkannya di lantai ruang kerja Bambang. Ternyata benda tersebut membentuk sebuah segi delapan berdiameter kira-kira 70 sentimeter dengan optik di setiap ujungnya. Bambang masih saja diam dan memperhatikan.
“Sudah siap?”, tanya Bayu kepada Bambang dan Bayu. “Surprise me”, ujar Bambang. “Matiin lampu Gas”, pinta Bayu kepada Bagas. Kemudian Bayu menekan tombol enter dari komputernya, seketika kilatan cahaya muncul dari delapan optik di setiap ujung segi delapan tadi. Cahaya berwarna biru kehijau-hijauan memantul membentuk pusaran yang berpusat di tengah. Seketika muncul sebuah bentuk empat dimensi sebuah benda menyerupai guci.
Bambang tidak dapat menutupi ketakjubannya. “Waaahh”, gumam Bambang tanpa sadar. Benda menyerupai guci tersebut memutari porosnya searah jarum jam dengan perlahan. Bambang masih terpaku. “Ini hasil hasil reka bentuk dari susunan pecahan guci di rumah Eyang Dyah Om”, ujar Bagas. “Iya gue tau”, jawab Bambang perlahan sambil memperhatikan detail tanda-tanda yang berada di kulit guci dengan lebih dekat. Bambang coba melihat apakah ada tanda atau tulisan tertentu di guci tersebut..
“Kira-kira segini bentuk guci aslinya Bay, atau?”, tanya Bambang kepada Bagas. “Karena beberapa bagian pecahan nampaknya hilang atau pecah terlalu kecil sehingga ada bagian yang tidak ada, maka analisa saya kalaupun lebih besar tidak akan lebih dari satu atau maksimal dua senti Om, dan tidak mungkin lebih kecil”, jawab Bayu detail. “Gas berapa tinggi piala Jules Rimet?”, tanya Bambang kepada Bagas. “Hmmm kira-kira 35 sentimeter”, jawab Bagas. “Ngga akan masuk, guci ini tingginya kira-kira hanya 30 senti. Berarti bukan ini barangnya”, sahut Bayu dengan nada sedikit kecewa. “Pas”, sahut Bambang kemudian. “Hah, bagaimana bisa?”, tanya Bayu dengan nada penasaran.
“Coba jelasin Gas”, pinta Bambang kepada Bagas. “Ok. Piala itu terdiri dari dua bagian, bagian tubuh yang terbuat dari emas, dan tatakan atau dasar yang terbuat dari lapis lazuli berwarna biru. Menurut penelusuran kita sebelumnya, kedua bagian tersebut sudah dipisahkan. Hanya bagian yang terbuat dari emas yang dimasukkan ke dalam guci dan dibawa ke Indonesia. Jadi…”, belum sempat Bagas menyelesaikan penjelasannya, tiba-tiba Bambang menimpali. “Jadi yang diperlukan hanyalah guci dengan ukuran 30 senti bukan 35 senti”. “Nah”, sambung Bagas setelah menghela nafas. Bayu menganggukkan kepala mendengar penjelasan Bambang dan Bagas, Bayu mulai mengerti.
“Eyang Diah udah lihat ini?”, tanya Bambang kemudian. “Ya belum lah”, ujar Bayu dan Bagas hampir bersamaan. “Berarti kita harus ke Menteng, siapa tau hal ini bisa membantu Eyang Diah mengingat sesuatu”, lanjut Bambang. “Setuju”, sahut Bagas. “Eh ngomong-ngomong kalian udah pada makan?”, tanya Bambang. “Ya belum lah”, jawab Bayu semangat. “Hahahaha yaudah ayo kita makan dulu”, lanjut Bambang sambil tertawa. Mereka pun bergerak menuju meja makan.
Di meja makan Dewi sudah menyiapkan sajian makan siang. Ikan gurame goreng, sambel terasi, lalapan, sayur asem, ikan asin, tempe dan tahu goreng, serta sudah barang tentu pete (pete mentah bukan goreng, rebus, atau bakar) kesukaan Bambang.
“Ayo makan, seadanya ya, beginilah makanan dia kalo di rumah”, ujar Dewi mempersilakan sambil melirik ke arah Bambang. “Lho tante ngga makan sekalian”, ucap Bagas ketika melihat Dewi tidak ikut duduk. “Duluan aja, aku bikin makan siang si ragil dulu, sudah mau diantar soalnya”, jawab Dewi meminta mereka makan terlebih dahulu.
“Ayo-ayo”, ajak Bambang. “Tuan rumah dulu lah”, jawab Bayu diikuti senyum Bagas. Bambang pun segera mengambil nasi dan lauk-pauk. Bagas dan Bayu mengikuti setelahnya. Di tengah-tengah makan tiba-tiba Bagas bertanya, “Om selama ngisi seminar atau kelas motivasi, sering dapat pertanyaan aneh-aneh ngga Om?”. “Sering lah”, jawab Bambang sambil menyuapkan nasi ke mulutnya. “Apa yang paling aneh?”, sahut Bayu. “Apa ya?”, Bambang mengerutkan dahi coba mengingat. “Yang paling susah deh, apa yang paling susah?”, lanjut Bayu.
“Oh ini, sebentar”, Bambang mengentikan ucapannya, ia meraih air putih di dalam gelas kemudian meminumnya. Sejurus kemudian mengambil tisu mengelap mulutnya dan berkata, “Apa persamaan antara pejuang dengan pecundang?”. “Gampang dong, persamaan pejuang dan pecundang adalah mereka sama-sama memperjuangkan mimpinya. Yang satu berhasil yang satu gagal, selesai perkara”, jawab Bayu dengan nada yakin. “Tidak salah, namun terlalu biasa, kurang memiliki nilai filosofis”, ujar Bambang.
“Jika bisa dipermudah kenapa harus dipersulit”, Bayu coba membela diri dengan jargon sarkasme yang biasa disampaikan oleh kebanyakan orang Indonesia. “Begini, terkadang agar kalimat motivasi itu mengena dan melekat pada ingatan seseorang, maka cobalah untuk menyampaikan dengan cara yang berbeda. Dengan bahasa yang lebih indah misalnya, dengan cerita misalnya, atau sedikit kiasan, walaupun maksud sebenarnya sama”, ujar Bambang mengawali penjelasan.
“Emang jawaban filosofis menurut Om apa? lagipula menurut saya tidak ada persamaan antara pejuang dengan pecundang, kalo sama maka seharusnya hasilnya juga sama.”, giliran Bagas mendebat.
“Ada dong. Kita mulai dari yang paling mendasar saja. MIsalnya pejuang dan pecundang adalah sama-sama manusia.”, ujar Bambang. “Itu nenek saya yang jadi kiper juga tau”, sahut Bagas, kalimat yang disambut tawa ringan oleh Bayu. “Karena mereka sama-sama manusia maka mereka juga sama-sama memiliki ambisi dan cita-cita”, ujar Bambang lagi. “Itu kakek saya yang jadi cheerleader juga tau”, sahut Bayu tidak mau kalah dari Bagas, giliran Bagas yang tersenyum kecut.
Bambang tidak menimpali guyonan Bayu dan Bagas, ia melanjutkan, “Karena memiliki ambisi dan cita-cita, maka mereka juga akan sama-sama berusaha untuk mewujudkannya. Nah, dalam proses mewujudkan ambisi dan cita-cita tersebut, mereka juga akan sama-sama menghadapi halangan dan rintangan. Dalam proses tersebut, reaksi merekalah yang pada akhirnya membuat mereka bisa dimasukkan kedalam golongan pejuang, atau pecundang”.
Bambang menghentikan ucapannya, ia kembali meneguk air putih dari gelasnya. Bagas dan Bayu mulai tertarik dengan apa yang disampaikan Bambang. “Pada akhirnya suatu saat nanti mereka juga akan sama-sama menceritakan kisah mereka tersebut kepada orang lain. Itulah kira-kira persamaan diantara mereka”, Bambang kembali melanjutkan.
“Trus dimana letak filosofisnya Pak guru?", Bayu nampak mulai kesal dengan penjelasan Bambang yang menurut dia bertele-tele. “Sabar nak, dengarkan bapak menjelaskan sampai selesai terlebih dahulu”, timpal Bagas sambil tersenyum.
“Nah, di cara mereka menceritakan itulah letak menariknya”, Bambang kembali berhenti, kali ini Bambang meraih garpu, menusukkan garpu ke buah pepaya, dan memasukkan kedalam mulutnya. Bambang sengaja mengulur-ulur waktu.
“Gas pantes kalo banyak orang sebel sama ni orang”, ujar Bayu jengkel. “Hahahaha lo baru sekarang kan ngerasain, gue udah lama dongkol sama dia. Gimana tante Dewi, pantes tante Dewi kurus.”, ujar Bayu tak kalah jengkel.
Bambang tetap tenang, tidak terpengaruh sama sekali dengan keluhan dua anak muda dihadapannya. Sejurus kemudian Bambang melanjutkan kalimatnya, “Seorang pejuang akan menceritakan masa lalu nya agar dapat menjadi inspirasi bagi orang lain. Sedang pecundang menceritakannya dan menjadikannya alasan pembenar mengapa pada akhirnya ia gagal”.
Kalimat yang sontak membuat Bagas dan Bayu terdiam dan berpikir, mereka coba mencerna kalimat yang baru saja keluar dari mulut manusia menjenggkelkan bernama Bambang Pamungkas tersebut.
Bersambung....

bepe20

“PERSIJA VS PERSIB: BUKAN LAGA KLASIK….”

  • home
  • /
  • “Persija Vs Persib: Bukan Laga Klasik….”
Klub

“Persija Vs Persib: Bukan Laga Klasik….”

Anda sekalian boleh setuju dengan judul di atas, namun saya juga tidak akan keberatan jika ada yang tidak sependapat dengan judul yang saya buat. Namanya juga pendapat jadi ya bebas-bebas saja lah, tidak perlu dibuat sulit.
Sudah lama saya “berpuasa” menulis, tulisan terakhir di website saya adalah sebuah puisi berjudul “Merdeka”, tertanggal 17 Agustus 2017. Artinya sudah hampir setahun saya tidak membuat artikel.
Hal tersebut dikarenakan terpusatnya segala konsentrasi, dan energi menulis saya untuk menyelesaikan Novel Victory yang semakin lama semakin menarik, sehinggga membutuhkan waktu lebih lama untuk diselesaikan.
Perseteruan lama antara Bambang dengan para penguasa ternyata masih meninggalkan luka lama yang belum sepenuhnya mengering. Hingga akhirnya Bambang, Dewi, Bagas dan Bayu pun memutuskan untuk terbang ke Zurich, dan menyerahkan benda tersebut secara langsung.
Hallaaah malah jadi “spoiler” Novel Victory hehehe, kembali ke artikel.
Segala perdebatan, intrik, serta politik jelang laga tunda antara Persija melawan Persib yang akan digelar pada tanggal 30 Juni 2018, membuat saya tiba-tiba ingin sedikit menulis.
Seperti yang saya sampaikan di awal tadi jika judul di atas adalah pendapat saya pribadi, dimana siapapun boleh setuju atau tidak. Dan sudah menjadi kebiasaan saya sejak lama, ketika mengeluarkan pendapat sebisa mungkin akan saya barengi dengan hal-hal yang menjadi dasar mengapa saya berpendapat demikian. Sehingga jikalau pada akhirnya terjadi perdebatan, setidaknya mereka mengetahui dasar-dasar dari pendapat saya tersebut.
Saya tentu memiliki alasan mengapa menilai Persija Vs Persib bukanlah laga klasik. Jangankan diberi label “Laga Klasik”, kedua tim disebut “Rival” saja rasanya kok juga kurang pas. Mengapa demikian?
Dari apa yang saya tahu (silakan dikoreksi jika salah), rekor penonton terbanyak di liga Indonesia terjadi pada final kompetisi perserikatan antara PSMS Medan melawan Persib Bandung, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, pada hari sabtu, tanggal 23 Februari 1985. Jumlah penonton ketika itu diperkirakan mencapai 150 ribu orang.
Besarnya antusiasme masyarakat untuk menyaksikan laga “ulangan" final dua tahun sebelumnya tersebut, membuat pertandingan hampir saja tidak dapat digelar. Penonton yang meluber hingga sisi lapangan, membuat pihak keamanan mengalami kesulitan untuk dapat mengontrol keadaan. Pada era perserikatan pertemuan kedua tim memang selalu ditunggu, dan dinantikan oleh seluruh pecinta sepak bola di Indonesia.
Data di atas membuat saya memilih bersepakat dengan pendapat beberapa legenda, punggawa, serta pendukung Pangeran Biru yang mengatakan jika laga klasik itu ya Persib melawan PSMS, bukan Persija melawan Persib.
Menurut saya Persija dan Persib juga kurang pas jika disebut “Rival”. Mengapa demikian? fakta menyebutkan (sekali lagi silakan dikoreksi jika salah) dari 38 pertandingan yang telah dilakoni oleh kedua tim, Persija Jakarta berhasil merebut 16 kemenangan, sedangkan Persib Bandung hanya berhasil menang 6 kali. Sementara 16 laga sisanya berakhir dengan hasil imbang.
Bagaimana bisa disebut “Rival” jika salah satu tim mendominasi hasil di atas lapangan. 16 kemenangan berbanding 6 kemenangan tentu tidak dapat dikatakan dekat.
Saya lebih setuju jika Persija Vs Persib diberi label laga “Sarat Gengsi”. Iya sarat gengsi dan ego dari mereka yang suka memelihara kebencian dalam hati mereka, dan mendapat keuntungan dari perseteruan yang terjadi di luar lapangan.
Sedang bagi saya pribadi laga melawan Persib akan selalu menjadi partai yang spesial. Sejak pertama kali berseragam Macan Kemayoran pada musim 1999, setiap kali melawan Persib adalah sebuah kesempatan emasi bagi saya, iya kesempatan untuk dapat berjibaku dan menimba ilmu dari bek-bek tangguh kelas satu yang menjaga pertahanan Persib. Dan dalam kurun waktu tersebut, sembilan gol sudah saya cetak ke gawang Maung Bandung.
Dengan fakta-fakta di atas tanpa mengurangi rasa hormat kepada siapa pun, rasanya kok saya tidak melihat adanya alasan mengapa Persija Jakarta, terlebih lagi saya harus takut untuk bertemu dengan Persib Bandung, seperti apa yang disampaikan oleh menejer mereka Pak Umuh Muhtar di media. Komentar yang rasanya dilontarkan tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Lebih memalukan lagi (jika memang benar) Pak Umuh berkata “Sebaiknya Persija menyerah saja”, masak iya tim sehebat Persib mengharapkan kemenangan secara gratis? komentar yang menurut saya mendegradasi kebesaran Persib Bandung.
Menurut hemat saya yang perlu dipertanyakan malah keengganan Persib Bandung untuk tampil di Jakarta.
Komposisi pemain Persib musim ini boleh dikatakan menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia. Peringkat sementara Persib juga lebih baik dari Persija. Hal tersebut membuat Persib “seharusnya” dapat bertandang ke Jakarta dengan kepercayaan diri yang tinggi.
Kapasitas stadion PTIK yang sangat kecil sudah pasti juga tidak akan mampu menandingi atmosfer luar biasa GBLA seperti saat Persib menjamu kami. Artinya “semestinya” tim setangguh Persib juga tidak perlu khawatir dengan teror penonton, wong hanya 1500 orang.
Lagi pula sudah empat tahun lho Persib tak bertamu ke Jakarta, apakah Persib tidak kangen dengan suasana ibu kota? seperti kami yang selalu kangen, dan menunggu-nunggu untuk dapat kembali tampil di depan pecinta sepak bola Bandung yang terkenal fanatis dan militan.
Bukankah sahabat sejati sebaiknya saling mengunjungi, tidak hanya ingin dikunjungi?
Melalui tulisan ini, saya juga ingin menghimbau kepada seluruh pendukung Persija Jakarta (Jakmania) dimanapun kalian berada. Bahwa "wujud paling nyata dari cara mencintai adalah dengan menjaganya". Jika kalian benar-benar merasa mencintai Persija Jakarta, maka kalian harus juga menjaga nama baik Persija Jakarta dimanapun kalian berada. Menjaga nama baik Persija di atas lapangan adalah menjadi tugas kami sedang di dalam stadion, di sekitar stadion, di jalan-jalan, di pemukiman penduduk, atau dimanapun adalah tugas kalian. Ingat, apapun tindakan yang kita lakukan berpotensi mempengaruhi nama baik tim yang kita semua cintai dan banggakan. Baik buruknya Persija Jakarta ada di tangan kita semua.
Akhir sekali dengan segala keterbatasan dan kerendahan hati, ijinkan kami Persija Jakarta untuk mengundang dan menjamu rekan-rekan Persib Bandung di ibu kota. Kita semua tentu tidak ingin mengecewakan seluruh pecinta sepak bola Indonesia yang sudah tidak sabar menunggu segera digelarnya “Bukan Laga Klasik” ini.
Selesai…..

bambang pamungkas

“KITA (MUNGKIN) MEMANG TAK PANTAS”

  • home
  • /
  • “Kita (Mungkin) Memang Tak Pantas”
Klub

“Kita (Mungkin) Memang Tak Pantas”

Entah untuk keberapa kali dalam kurun waktu 10 tahun terakhir saya menulis artikel tentang hal ini. Entah berapa puluh kali saya men-tweet tentang hal yang sama, dan entah berapa ratus kali secara terbuka saya berbicara mengenai hal serupa. Namun kejadian ini toh terus saja terulang, lagi dan lagi.
Sejak malam setelah pertandingan hingga saya menulis artikel ini, hampir seluruh platform sosial media dipenuhi dengan kalimat duka cita atas meninggalnya salah satu suporter sepak bola, akibat dikeroyok oleh kelompok suporter yang lain. Video pengeroyokan pun menyebar luas di masyarakat.
Sangat brutal dan keji, manusia-manusia tersebut seperti tak memiliki hati nurani, memangsa saudara sendiri hanya karena berbeda keyakinan dalam mendukung sebuah klub sepak bola. Kebencian itu terlihat begitu mengakar. Kegiatan biadab yang dilakukan secara berantai pengeroyokan, mendokumentasikan, dan menyebarkan.
Kemudian apakah kita masih saja menutup mata dan mengelak, jika ternyata sepak bola memang menjadi aktivitas yang sangat berbahaya di negara ini.
Saya tahu apa yang akan saya sampaikan ini mungkin akan terlihat (terdengar) kurang baik atau bahkan kurang pantas. Namun sebagai pelaku sepak bola, mohon maaf yang sebesar-besarnya rasanya saya memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikannya secara jelas.
Melakukan penganiayaan hingga hingga mengakibatkan nyawa melayang adalah prilaku yang biadab, namun "nekat" datang ke sebuah pertandingan away (dalam kondisi seperti saat ini) atas nama sebuah fanatisme juga jelas bukan tindakan yang dapat dibenarkan.
Bukankah sudah banyak himbauan yang dikeluarkan oleh kedua belah pihak, demi tidak terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Bagi saya itu bukan fanatisme, namun sebuah ego, iya sebuah ego yang terlalu besar.
Saya hanya ingin berpesan kepada siapapun suporter (dari tim mana pun) diluar sana yang memiliki ego serupa, tolong pikir kembali dengan baik niat anda tersebut. Ini bukan sekadar tentang hilangnya (lagi) satu nyawa, ini tentang bergulirnya bola salju permasalahan yang semakin lama semakin membesar, dan entah kapan akan berhenti.
Menulis kalimat belasungkawa, kata-kata bijak, dan rasa simpati kemudian mem-postingnya ke media sosial adalah hal yang mudah. Bagian tersulitnya adalah menghentikan berkembang pesatnya kebencian yang kemudian menimbulkan tindakan saling balas di kemudian hari.
Kita semua tentu turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas apa yang terjadi, kita semua juga bersimpati kepada keluarga korban yang ditinggalkan, dan mendoakan agar almarhum mendapatkan tempat terbaik sesuai dengan amal ibadahnya. Namun sekali lagi, mohon maaf yang sebesar-sebesarnya saya harus menyampaikan ini secara jelas, agar hal semacam ini tidak lagi terjadi di masa yang akan datang.
Suporter sepak bola itu sebuah fenomena yang unik, ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi menguntungkan, karena mereka adalah salah satu faktor penggerak utama sebuah industri sepak bola. Namun di sisi lain, menjadi merugikan ketika sudah mulai melakukan tindakan-tindakan di luar batas, yang tidak lagi dapat ditoleransi.
Dalam situasi seperti saat ini yang harus kita lakukan adalah mencari solusi bukan saling menyalahkan, apalagi membenarkan.
Di Indonesia hukuman denda kepada klub untuk ulah yang dilakukan oleh suporter sudah tidak lagi efektif. Mengapa? karena hal tersebut tidak berdampak langsung kepada suporter. Suporter merasa membayar untuk menyaksikan pertandingan, sehingga yang ada dalam benak mereka adalah, “Ya tinggal bayar aja pakai uang tiket. Toh kita nonton bayar kok”. Hukuman model ini hanya memberatkan klub, namun tidak memberikan efek jera kepada sumber permasalahannya.
Untuk suatu masalah yang ekstrem diperlukan tindakan yang juga ekstrem. Ketakutan atau kekecewaan terbesar suporter adalah ketika melihat tim kebanggaannya kalah (tidak mendapatkan poin). Menurut saya federasi dalam hal ini PSSI harus mulai bermain di zona tersebut. Dengan apa? dengan pengurangan poin. Tinggal dilihat saja pada tingkatan mana pelanggaran yang dilakukan oleh suporter. Semakin berat masalah yang dibuat oleh suporter sebuah tim, maka semakin banyak poin yang akan dikurangi.
Jadi jika suporter tidak ingin tim kesayangannya mendapatkan pengurangan poin, ya harus menjaga prilaku di dalam dan di sekitar stadion dengan sebaik mungkin.
Dari sana kita harapkan akan timbul rasa khawatir, hingga kemudian menimbulkan introspeksi dan saling mengingatkan diantara mereka sendiri. Hukuman pengurangan poin akan menjadi hukuman yang teramat sangat berat bagi sebuah tim, hukuman yang juga akan dirasakan langsung oleh suporter dari tim tersebut.
Sebuah ide (entah ini legal atau tidak di mata FIFA) yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh PSSI, untuk kemudian dapat diberlakukan di musim yang akan datang. Mengenai penggolongan mana pelaggaran ringan, sedang, berat, hingga sangat berat nantinya dapat disepakati bersama sebelum bergulirnya kompetisi. Tidak hanya oleh klub, namun juga suporter dari setiap klub.
Jika hal tersebut sudah diberlakukan, dan ternyata kekerasan dalam dunia sepak bola Indonesia masih saja terjadi. Maka satu-satunya jalan keluar terbaik adalah mengilangkan sepak bola dari Republik ini. Karena ternyata kita memang belum cukup pantas untuk memainkan olah raga sakral ini, selesai masalah.
Terus siapa yang menanggung hajat hidup ribuan orang yang terlibat dalam industri sepak bola, jika sepak bola ditiadakan?
Disinilah sering kali logika kita terbalik dalam melihat suatu masalah. Yang seharusnya kita pikirkan bukanlah, “siapa nantinya yang akan menanggung hajat mereka jika sepak bola ditiadakan?”. Namun “bagaimana caranya agar sepak bola tetap ada di Indonesia?”.
Jawabannya mudah ya mari saling menjaga prilaku, saling menahan diri, dan saling menghargai agar pertandingan sepak bola tidak menjadi sebuah aktivitas yang meresahkan dan membahayakan masyarakat, sesederhana itu.
Kita sering kali berpikir (terlalu jauh) akibatnya apa, tanpa mau berusaha dan mencoba untuk melakukan tindakan preventif terlebih dahulu. Hukuman diberikan jika tidak ada perbaikan. Maka pola pikir kita seharusnya perbaiki segera agar hukuman tidak dijatuhkan, bukan kalau sudah dihukum apa yang harus kita lakukan.
Sekarang tinggal kita mau pilih yang mana?
Tetap semangat dan sukses selalu.
Selesai....

khabib mma



Biografi dan Perjalanan Karir Khabib Nurmagomedov, Sudah Gulat Lawan Beruang Saat Usia 9 Tahun


KOLASE TRIBUN JATENG/YOUTUBE/INSTAGRAM
Khabib Nurmagomedov latihan gulat lawan beruang sejak usia 9 tahun 
TRIBUNJATENG.COM - Nama Khabib Nurmagomedov santer terdengar bahkan di kalangan masyarakat yang bukan penggemar gulat bebas atau MMA.
Pertadingan UFC 229 antara Conor McGregor vs Khabib Nurmagomedov memang sudah dinantikan sejak lama.
Pasalnya kedua pegulat tersebut adalah rival dalam waktu yang lama.
Bak cerita penggemar yang jadi rival, begitu pula Khabib kepada McGregor.
Sebelum Khabib tersohor namanya di dalam MMA, ia adalah penggemar Conor McGregor.
Namun ia mendalami MMA dan kemudian menjadi rival tanding Conor McGregor.
UFC 229 yang digelar di Las Vegas ricuh setelah Khabib Nurmagomedov dinyatakan menang.
McGregor menyerah dengan melakukan taoput beberapa kali setelah tak kuasa keluar dari pitingan maut Khabib.
Kemenangan Khabib terhadap McGregor ini mempertahankan rekor the longest undefeated atau rekor tak pernah kalah terlama dalam MMA.
Sejak memulai menggeluti MMA pada September 2008 dan sejak itu ia belum pernah kalah dan memenangkan 27 pertandingan.
Halaman
1234
Penulis: Suci Rahayu
Editor: abduh imanulhaq
Ikuti kami di

seblak euy




4 Cara Membuat Seblak Sederhana, Jajanan Khas Bandung yang Populer




blogoblog. Jakarta Bandung merupakan kota yang terkenal dengan jajanannya yang enak-enak. Salah satunya adalah seblak.

Seblak khas Bandung ini berbahan dasar kerupuk mentah yang kemudian sengaja di rendam dengan air panas agar bantat. Seblak khas Bandung kemudian disajikan dengan telur atau tambahan spesial lainnya.
Seblak kemudian berkembang menjadi banyak sekali variasinya. Ada seblak kering, seblak ceker, seblak mie, seblak kerupuk, seblak makaroni, seblak cilok, seblak bakso, dan masih banyak lainnya.
Ingin membuat seblak sendiri di rumah yang enak dan sederhana? Yuk simak cara membuat seblak dengan berbagai macam variannya berikut seperti yang dirangkum Liputan6.com (24/5).

 

2 dari 5 halaman

1. Cara Membuat Seblak Asli Khas Bandung

Bahan:

  • Kerupuk kanji mentah 50 g
  • Telur ayam 1 butir, kocok
  • Daun bawang 1 batang, iris halus
  • Seledri 1 batang, iris halus
  • Garam 1 sdt
  • Penyedap rasa 1/2 sdt
  • Kecap manis 1 sdm
  • Cabe rawit 3 buah
  • Bawang merah 2 siung
  • Bawang putih 1 siung
  • Kencur 2 ruas jari

Cara membuat:

  1. Rendam kerupuk pada air panas hingga mengembang lalu tiriskan dan beri sedikit minyak goreng agar tidak saling lengket.
  2. Ulek Cabe, bawang merah, bawang putih, dan kencur hingga halus.
  3. Tumis bumbu hingga aromanya tercium wangi.
  4. Tambahkan irisan daun bawang dan seledri. Aduk rata.
  5. Masukkan kerupuk. Aduk rata.
  6. Tambahkan telur yang telah dikocok tadi, aduk agar menjadi telur orak-arik.
  7. Beri sedikit air (2 sdm) lalu tambahkan garam dan penyedap rasa.
  8. Aduk hingga air berkurang atau hampir menguap baru kemudian tambahkan kecap manis. Aduk hingga air habis.
  9. Tuangkan seblak yang telah jadi pada piring saji.
  10. Anda bisa menambahkan taburan bawang goreng di atasnya.
Itulah cara membuat seblak basah khas Bandung. Selain seblak gaya klasik tersebut, ada pula variasi lainnya dari seblak seperti seblak kering atau seblak bakso.
Berikut adalah resep beserta cara membuatnya.
3 dari 5 halaman

2. Cara Membuat Seblak Kering


Resep berikutnya dari variasi seblak adalah seblak kering. Berbeda dengan seblak basah, seblak kering merupakan varian seblak yang renyah dan garing seperti kerupuk pada umumnya. Cara membuat seblak kering tentu berbeda dari seblak basah. Seblak basah menggunakan kerupuk yang harus direndam terlebih dahulu. Sedangkan pada seblak kering, kerupuk digoreng langsung dengan bumbu.
Seblak kering bisa saja disebut dengan kerupuk yang berbumbu. Oleh karena itu seblak kering cenderung dapat tahan lebih lama jika dibandingkan dengan seblak basah yang hanya bertahan beberapa jam saja.

Bahan:

  • Kerupuk bawang 1 ons
  • Bawang putih 1 siung
  • Bawang merah 2 siung
  • Cabe rawit 3 buah
  • Kencur 2 ruas
  • Minyak untuk menggoreng

Cara membuat:

  1. Haluskan atau uleg bawang putih, bawang merah, cabe rawit, dan kencur hingga halus.
  2. Tumis bumbu yang telah halus sampai beraroma harum baru masukkan kerupuk.Aduk hingga kerupuk merekah dan tercampur dengan bumbu.
  3. Angkat lalu tiriskan dan kemudian masukkan pada wadah tertutup.
  4. Masukkan penyedap rasa, tutup wadah lalu kocok-kocok.
Pada seblak kering ini, Anda bisa memvariasi bumbunya atau mengganti penyedap rasa dengan bumbu bubuk. Bisa menggunakan bumbu bubuk rasa barbeque, keju, manis pedas, dan lainnya. Tidak hanya seblak dengan bahan dasar kerupuk, Anda bisa menggantinya dengan bahan dasar lainnya, contoh saja makaroni dan mie.
4 dari 5 halaman

3. Cara Membuat Seblak Makaroni dan Seblak Kerupuk


Bahan:

  • Makaroni 250 g
  • Garam 1 sdt
  • Gula 1 sdt
  • Cabe rawit 5 buah
  • Bawang merah 5 siung
  • Bawang putih 3 siung
  • Kencur 1 ruas jari

Cara membuat:

  1. Rendam makaroni pada air panas hingga kenyal dan setengah matang. Tiriskan.
  2. Uleg cabe, bawang merah, bawang putih, dan kencur hingga halus.
  3. Tumis bumbu hingga aromanya harum lalu masukkan makaroni.
  4. Tambahkan garam dan gula. Aduk hingga rata.Tuang 500 ml air panas. Aduk hingga rata.
  5. Tunggu hingga air menguap habis.
  6. Tuang seblak makaroni pada piring saji yang telah disediakan
5 dari 5 halaman

4. Cara Membuat Seblak Mie Instan


Bahan:

  • Mie instan 2 bungkus
  • Telur ayam 1 buah
  • Sawi hijau 1 ikat
  • Cabe merah 2 buah
  • Daun bawang 1 batang
  • Cabe rawit 5 buah
  • Bawang merah 2 siung
  • Bawang putih 2 siung
  • Sosis 2 buah
  • Garam 1 sdt
  • Merica 1 sdt

Cara membuat :

  1. Masak mie instan hingga matang lalu tiriskan dan campur dengan bumbu mie instan.
  2. Iris halus bawang merah, bawang putih, daun bawang, cabe merah, dan cabe rawit.
  3. Tumis bahan-bahan di atas hingga aroma sedap tercium.
  4. Masukkan telur dan sosis, orak-arik bersama bumbu.
  5. Masukkan mie lalu aduk hingga rata.
  6. Tambahan gelas air matang.
  7. Tambahkan sawi hijau yang telah diiris-iris.
  8. Angkat dan pindahkan mie ke piring saji atau mangkuk.
  9. Anda juga bisa menambahkan ceker, tulang, dan kwetiau sebagai bahan tambahan agar seblak mie instan Anda semakin istimewa.
Ada begitu banyak olahan seblak yang bisa Anda coba berdasarkan resep di atas. Selain dengan penambahan bahan tambahan favorit, Anda juga bisa menambah level kepedasan sesuai keinginan.

blogoblog. Jakarta Karang gigi menjadi salah satu faktor yang membuat gigi terlihat tidak sedap dipandang dan mengundang beragam penyakit.

Karang gigi atau yang sering disebut kalkulus gigi merupakan plak yang mengeras pada gigi. Karang gigi juga bisa terbentuk dari bawah gusi dan bisa menyebabkan iritasi pada gusi. Karang gigi memberi plak area luas untuk berkembang dan menyebabkan permukaan jadi lebih lengket. Hal ini akan menyebabkan penyakit yang lebih serius lagi seperti radang gusi.
Tidak hanya mengancam kesehatan, karang gigi akan membuat Anda tidak percaya diri atau pede. Karang gigi akan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap dan juga gigi yang terlihat kuning. Akan menjadi masalah serius jika saat berbicara dengan orang lain Anda harus menutup mulut Anda atau membuat orang lain merasa tidak nyaman karena bau mulut Anda.
Apakah Anda pernah mengalami karang gigi atau sedang mengalaminya? Merasa risih dengan situasi ini? Kenali dulu penyebabnya karang gigi.

Penyebab karang gigi

Umumnya sih, penyebab umumnya muncul karang gigi adalah karena sisa-sisa dari makanan yang tertinggal lama dan tidak segera dibersihkan. Lama-kelamaan sisa makanan yang tidak segera dibersihkan ini akan menumpuk dan menyebabkan karang gigi. Air liur yang mengandung mineral malahan akan membantu sisa makanan tadi mengeras dan karang gigi yang terbentuk pun menjadi keras atau sedimentasi.
2 dari 5 halaman

Karang gigi pun juga menyebabkan banyak penyakit gigi lainnya yang bahkan berbahaya. Berikut efek dari karang gigi.



Bau mulut

Sisa makanan yang terakumulasi dalam jangka panjang akan menimbulkan aroma yang tidak sedap.

Gigi berlubang

Karang gigi yang tidak segera ditangani akan membuat gigi keropos. Hal ini disebabkan karang gigi mengeluarkan zat asam yang merusuk gigi. Padahal email gigi merupakan bagian terkeras dari gigi yang berada di lapisan paling luar gigi. Setelah gigi makin keropos, gigi kemudian akan mudah untuk berlubang.

Radang gusi

Mulut yang kotor dapat menyebabkan gusi mudah terinfeksi sehingga gusi akan muda terinfeksi dan kemudian berdarah. Parahnya adalah kemudian saat terdapat benjolan nanah pada gusi.

Periodontitis

Ketika radang gusi semakin parah, jaringan lunak dan tulang penyangga gigi akan rusak. Dalam fase ini, gigi bahkan bisa tanggal. Tidak sampai di situ saja, ketika bakteri yang ada pada gusi masuk ke aliran darah akan menyebabkan hal yang lebih serius lagi.
Ternyata menakutkan juga akibat yang ditimbulkan oleh karang gigi. Padahal masalahnya remeh saja, jarang membersihkan gigi dan tidak membersihkan gigi secara benar.
Memang cara praktis untuk menghilangkan karang gigi agar tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah adalah dengan ke dokter. Namun selain itu, ada pula cara ampuh memutihkan gigi dan menghilangkan karang gigi tanpa ke dokter. Namun, ternyata ada cara menghilangkan karang gigi secara tradisional, alami, dan cepat dapat dilakukan dengan mudah. Anda bisa menggunakan bahan-bahan alami yang tanpa efek samping dan tentu saja murah.
3 dari 5 halaman

Cara menghilangkan karang gigi secara alami

Berikut adalah caranya seperti yang dirangkum Liputan6.com (24/5).

1. Rajin menggosok gigi

Anda pasti sudah tahu bahwa memang dianjurkan untuk menyikat gigi 2 kali sehari. Namun tidak hanya 2 kali sehari saja, Anda juga dianjurkan pula untuk menyikat gigi selama 2 menit. Hal ini untuk memastikan bahwa semua gigi Anda telah tersikat dengan rata.

2. Menggunakan pasta gigi dengan fluoride

Agar gigi Anda bersih dari sisa makanan secara sempurna, gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. Fluoride mampu mencegah plak berkembang. Tidak hanya fluoride, Anda bisa menggunakan pasta gigi yang mengandung pyrophosphates, zinc citrate, triclosan. Kandungan-kandungan tersebut akan menghilangkan noda kekuningan dan plak dengan efektif.

3. Flossing

Flossing adalah membersihkan gigi dengan menggunakan benang. Tidak sembarang benang tentu saja. Namun benang khusus gigi. Dengan menggunakan benang, maka plak yang ada di sela-sela gigi akan dapat terjangkau dengan lebih mudah.

4. Menggunakan mouthwash

Cara membersihkan gigi selanjutnya agar lebih efektif adalah dengan menggunakan mouthwash. Hal ini dilakukan untuk proteksi tambahan dan cara menghilangkan ekstra setelah menyikat gigi dengan pasta gigi fluoride dan flossing.

5. Tidak makan sembarangan

Hal lainnya yang dapat dilakukan agar tidak memperparah karang gigi atau untuk mencegah karang gigi. Bakteri yang di mulut tentu berasal dari makanan yang masuk ke dalam mulut kita. Terutama ketika kita mengonsumsi makanan manis dan bertepung, kita justru memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Ketika bakteri bertemu dengan makanan manis dan bertepung, mereka akan mengeluarkan zat asam.

6. Hindari atau kurang merokok

Anda pasti sudah paham bahaya merokok. Selain dapat memicu penyakit mematikan, zat-zat berbahaya yang ada dalam rokok dapat menimbulkan karang gigi yang jauh lebih sulit dibersihkan jika dibandingkan dengan karang gigi yang dihasilkan oleh sisa-sisa makanan.
Itulah beberapa cara menghilangkan karang gigi dengan teknik alami. Nah, berikut adalah cara menghilangkan karang gigi menggunakan bahan alami.
4 dari 5 halaman

Cara menghilangkan karang gigi secara alami dengan bahan-bahan alami



Ada beberapa bahan-bahan sekitar Anda yang bisa Anda gunakan sebagai pembersih karang gigi yang alami. Berikut cara menghilangkan karang gigi secara alami dengan bahan-bahan alami :

7. Baking soda

Cara menghilangkan karang gigi kuning dengan baking soda adalah dengan membuatnya sebagai pasta gigi. Baking soda dapat menghilangkan dan memutihkan gigi Anda dengan cepat. Menggunakan baking soda juga bisa menjadi salah saru cara menghilangkan karang gigi yang sudah parah dan mengeras.
Anda cukup mengambil 1 sdm baking soda lalu tambahkan sejumput garam dan aduk hingga rata. Kemudian Anda tinggal mencelupkan sikat gigi yang sebelumnya dibasahi pada campuran ini. Sikat gigi seperti biasa selama 2 menit lalu kumur. Lakukan dengan rutin untuk hasil yang maksimal.

5 dari 5 halaman

8. Menggunakan kulit jeruk

Cara sederhana menghilangkan karang gigi secara tradisional, alami, dan cepat selanjutnya adalah dengan menggunakan kulit jeruk. Jeruk merupakan buah dengan banyak vitamin dan nutrisi.
Sebelum Anda menggunakan kulit jeruk, bersihkan dulu kulit jeruknya. Lalu gosokkan langsung pada gigi. Gosok sampai rata. Jangan langsung berkumur, biarkan semalaman. Esok harinya baru berkumur. Lakukan setiap hari menjelang Anda tidur untuk hasil yang maksimal.

9. Mengonsumsi buah dan sayuran

Semua orang sudah mengetahui bahwa buah dan sayur memiliki kandungan yang baik untuk tubuh, demikian pula untuk mulut. Dengan mengunyah buah dan sayur secara rutin, Anda dapat menghilangkan karang gigi, apalagi apel, melon, wortel, dan seledri. Selain untuk menghilangkan karang gigi, bau mulut yang tidak sedap pun dapat berkurang.

10. Mengunyah daun sirih

Apakah Anda pernah mendapati nenek atau kakek atau bahkan orang tua Anda mengunyah-ngunyah sesuatu? Yang mereka kunyah adalah daun sirih. Daun sirih dapat membersihkan karang gigi dan menghilangkan bau mulut yang tidak sedap. Cukup ambil selembar daun sirih, bisa Anda tambahkan 1 batang cengkeh juga, haluskan tapi tidak terlalu halus lalu kunyah.

11. Mengonsumsi buah kaya vitamin C

Vitamin C baik untuk kesehatan mulut Anda, oleh karena itu Anda bisa menggunakan buah-buahan yang kaya vitamin C sebagai pasta gigi. Anda cukup menghancurkan buahnya sampai halus (jeruk, stroberi, lemon) lalu celupkan pasta gigi dan sikat gigi seperti biasa selama 2 menit.
Karang gigi yang menumpuk jangan dibiarkan! Coba cara di atas untuk menghilangkannya secara alami.